Dinamika Timnas Indonesia pasca kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2025
Jujur saja admin sebenarnya jarang postingan karena mager, tapi melihat dinamika di sosial media, admin jadi ingin mengemukakan pendapat. Terutama ada ORANG YANG SEBELUMNYA MEMANG BERHARAP Timnas tersandung, sehingga mereka bisa mendapatkan panggung. Seperti Jeje, Andre Rosiade,dan beberapa orang lain nya yang seperti serigala yang menunggu MANGSA nya LENGAH.
Berkaca pada kegagalan timnas yang kalah 3-2 lawan Arab Saudi dan 1-0 lawan Irak. Mari kita bedah letak kesalahan nya dimana.. Secara Obyektif, dan berikut ulasan admin.
Pertama, sekalipun gagal lolos piala dunia, jangan sampai mengendorkan dalam meningkatkan level permainan kita. Ingat, kita tidak bermain di Venue Netral di Round 4.
Push the limit, bahwa perkembangan itu sifatnya unlimited.. harus tetap naikin ranking kita. Masih ada target 100 besar FIFA, agar saat drawing kita dapat bagan yg mudah..
FIFA match day November harus tetap ada. Siapa tau 5 tahun lagi kita dapat menciptakan tim yang lebih solid secara tim work. Indonesia jika tidak ada event tidak ada persiapan. alhasil semua serba dadakan, pemain naturalisasi yang berdatangan pun dicicil setiap FIFA match day, dengan hal itu..
Walaupun skuad timnas Indonesia mempunyai market value yang lebih tinggi daripada Arab Saudi dan Irak, tapi Arab Saudi dan Irak lebih punya kerjasama tim yang lebih solid, apalagi polemik naturalisasi dan lokal, membuat line up sering berubah-ubah. Siapapun pelatihnya STY ataupun Kluivert, sama-sama gagal dalam pertandingan penting ketika, line up yang dipasang selalu ada kuota lokal dan naturalisasi. BUKAN BERDASARKAN SIAPA YANG TERBAIK.
Admin yakin dalam pertandingan pertama, masuk nya pemain yang berasal dari liga 1 ada intervensi, yang membuat gaya permainan timnas menjadi amburadul, beruntung pada pertandingan pertama Marteen Paes tampil dengan 9 penyelamatan. sehingga skor nya tidak terlalu besar. Pertandingan ke 2, line up sudah agak benar, walaupun keputusan mencadangan Ole dan Miliano sangat disayangkan, karena kita tertinggal lebih dahulu. ditambah lagi keputusan wasit yang berat sepihak.
Yang harus dibenahi adalah, biarkan line up 11 terbaik itu semua berdasarkan kualitas, karena dalam sepakbola itu yang penting hasil. jangan sampai ada istilah wajib memainkan 4 pemain domestik, atau 2 pemain domestik dalam pertandingan. biarkan starting eleven harus berdasarkan kualitas karena status mereka bukan naturalisasi atau lokal. Tapi mereka semua ada pemain Indonesia.
Admin harap pelatih baru harus berkaca pada kegagalan 2 pelatih sebelum nya yang masih terpaku pada dinamika naturalisasi dan lokal. sehingga STARTING 11 NYA, MENJADI BUKAN YANG TERBAIK.
Penambahan pemain diaspora
Kegagalan timnas lolos di kualifikasi piala dunia 2026, jangan sampai membuat semangat untuk memperbaiki diri berakhir. Siapkan tim sebaik mungkin, agar di event mendatang kita lebih punya tim yang lebih solid daripada tahun ini. masih ada target.100 besar FIFA, masih ada Piala Asia. Jika perlu sebagai pelipur lara, kita siapkan agenda dengan berujicoba dengan negara negara elit, yang mungkin bisa adalah ujicoba dengan Timnas Rusia.
Penambahan pemain diaspora, jika memungkinkan harus tetap ada. Berkaca pada saat ini semua serba mendadak, jika ingin meloby pemain diaspora harus sedini mungkin. Sehingga pada saat kualifikasi piala dunia 2030 kita punya skuad yang sudah punya cemistry. Bukan cuma pada materi pemain yang bermain di Liga Eropa.
Siapa saja pemain itu, Tristan Gooijer mungkin bisa jadi opsi untuk pengganti pemain senior yang di turnamen selanjutnya sudah diatas 30 umurnya, Seperti Kevin Diks, Calvin Verdonk, Sandy Walsh, Jordi Amat, Joey Pelupessy, Thom Haye.. Terutama untuk posisi tengah yang pemain kunci nya sudah berumur..
Pemain muda yang bisa sepadan yang bisa dekati PSSI adalah, Kayne Van Oevelen (22y.o Tristan Gooijer (RB/PEC Zwolle/21y.o), Jenson Seelt.(CB/Wolfburg/22y.o), Ethan Kohler (CB/Wender Bremen,20 yo), Laurin Ulrich (AMF/Stuttgart/20y.o), Julian Oerip (AMF/AZ Alkmaar/19.yo), Demiane Agustine (AMF Arsenal U-21,18.yo).
Serta beberapa pemain muda yang belum terlalu menonjol, tapi potensial untuk jadi pemain hebat, seperti Ryan Van Der Pavert, Kaya Symons, Mike Kleijn, Damian Van Der Vaart, Reno Munz, Jismerai Delima, Givaro Renwarin, Samuel Silalahi, dll.
Karena FAKTA nya, kita bisa menyulap tim juru kunci round 2 pada kualifikasi piala dunia 2019, menjadi tim yang lolos round 4, dengan memberikan perlawanan. Karena penambahan pemain diaspora, dengan mencicil skuad selama hanya 3 tahun, sejak gelombang pertama naturalisasi Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama pada pertengahan 2022. Jika di hitung berarti 3 tahun skuad dicicil bisa sampai level round 4.. BUKAN HASIL YANG TERLALU BURUK.
Pergantian KETUM?
Menurut admin, bahkan admin berani jamin pergantian ketua umum federasi hanya akan membuat prestasi timnas dan liga akan menjadi lebih buruk daripada yang sekarang. Kita berandai-andai jika STY kembali setelah Erick Thohir Out, apakah fasilitas yang diterima sty di era sebaik di jaman Erick Thohir, Apalagi pengganti nya Andre Rosiade, sudah pasti makin diktaktor federasi, Semen Padang aja nyungsep di liga 1.
Penambahan pemain diaspora yang masif hanya di era Erick Thohir, Perbaikan liga, penambahan VAR, Profesionalisme Federasi dalam hal finansial, kemudian terjadi kegagalan ya coba lagi di event selanjutnya, yang penting federasi ga semakin bobrok jika diisi orang yang ga kompeten seperti Andre Rosiade.
Kesimpulan, kegagalan timnas di kualifikasi piala dunia tahun ini, bukan berarti kita tidak mempersiapkan tim yang lebih solid untuk event selanjutnya. Piala Dunia 2030 persiapan sedini mungkin, penambahan pemain diaspora usia muda harus tetap dilakukan, serta pembinaan serta peningkatan pemain domestik juga tidak dilupakan. Piala Asia 2027 dan Kualifikasi Piala Dunia 2030 persiapkan sebaik mungkin. Pilih Starting 11 terbaik tanpa memperhatikan dinamika lokal dan diaspora.Kegagalan timnas di Era Kluivert dan STY adalah Tidak semua yang terbaik masuk Starting LINE UP
Tidak ada komentar