Deretan Pemain Keturunan Indonesia Yang Pantas Memperkuat Timnas U23
Beberapa hari yang lalu, Timnas Garuda Muda sukses mendapatkan trofi Piala AFF U22 setelah mengalahkan Timnas Thailand 2-1 dalam final di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja.
Selama turnamen Piala AFF U-22 2019 berlangsung banyak pemain muda yang tampil cemerlang. Salah satunya adalah Marinus Wanewar yang tercatat sebagai topskor dengan 3 gol.
Selain Wanewar, ada juga beberapa pemain yang layak dipuji penampilannya seperti Witan Sulaiman, Firza Andika, dan Lutfhi Kamal. Hal itu menandakan bahwa Indonesia tidak pernah kehabisan pemain berbakat untuk level Asia Tenggara.
Kendati demikian, level sepakbola Indonesia masih belum sanggup menyaingi negara seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, dan beberapa negara Timur Tengah.
Perbedaan kualitas sangat terlihat jelas antara Indonesia dengan negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara tersebut cukup bagus dalam memaksimalkan bakat pemainnya. Beberapa diantaranya bahkan bermain di klub top eropa. Misalnya Jepang berhasil mengorbitkan Ritsu Doan yang menjadi pemain bintang di Klub Belanda FC Groningen.
Berbanding terbalik dengan talenta Indonesia yang mengadu nasib di Eropa. Mereka cukup kesulitan untuk menembus tim utama di Klub Eropa. Semisal Egy Maulana yang masih belum dipercaya sebagai pemain inti Lechia Gdanks, serta Ezra Walian yang masih sering menjadi pemain pelapis di klubnya RKC Waalwijk.
Namun ditengah sulitnya pemain muda Indonesia menembus klub Eropa, ternyata ada beberapa pemain muda belasteran Indonesia yang berhasil menjadi andalan di klub papan atas Eropa. Karena itulah pemain-pemain ini layak dipertimbangkan untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Berikut 5 Pesepakbola Muda Belasteran Indonesia yang sangat layak memperkuat timnas Indonesia U23 (Dilihat Dari Track Recordnya di Liga Eropa).
1. Tijjani Reijnders
Tijjani Reijnders (Lahir 19 Juli 1998; umur 20) merupakan pemain sepakbola Belanda berdarah Maluku yang bermain untuk AZ Alkmaar. Ayahnya adalah seorang warga negara Belanda, sedangkan Ibunya merupakan orang Maluku bermarga Lekatompessy.
Musim ini, Tijjani selalu dipercaya untuk menjadi pemain utama bersama AZ Alkmaar U21 yang bermain di Eertse Divise. Meskipun posisinya gelandang, ia tampil sangat produktif, sementara ini ia telah mencetak 6 gol dalam 26 penampilannya di liga dan tidak pernah tergantikan. Bahkan ia berhasil mencetak hattrick pertamanya ketika menghadapi Helmond Sport di pekan 26.
Musim 2017/2018, pemuda belasteran Maluku ini mampu mencetak 7 gol serta 6 assist dalam 35 pertandingan. Selain tampil produktif, ia juga piawai dalam memanfaatkan tendangan bebas. Serta ia menjadi playmaker yang cukup mampu diandalkan AZ Alkmaar.
Karena penampilannya yang konsisten, Tijjani mendapatkan panggilan pertamanya bersama Timnas Belanda U20 dan telah menjalani debutnya pada 20 November 2018 ketika menang 3-2 menghadapi Italia U20.
Tijjani Reijders telah menandatangani kontrak profesional bersama AZ Alkmaar dengan durasi 2 tahun hingga 30 Juni 2020. Nilai kontraknya mencapai €500,000, nilai kontrak yang cukup mahal untuk pemain muda.
2. Calvin Verdonk
Calvin Verdonk (Lahir 26 April 1997; umur 21) merupakan pemain sepakbola keturunan Indonesia yang bermain untuk Feyenoord Rotterdam sebagai bek kiri. Ia mendapat garis keturunan Indonesia dari ayahnya.
Sempat dipinjamkan ke NEC Nijmegen di musim lalu, Calvin Verdonk kian mendapat tempat utama bersama Feyenood Rotterdam. Musim ini, bek serba bisa ini telah tampil sebanyak 12 kali di Eredivise dan mencatatkan 1 gol dan 2 assist.
Di level internasional, Calvin Verdonk telah beberapa kali memperkuat timnas Belanda dari berbagai kelompok umur dari U15 sampai U21.
3. Ragnar Oratmangoen
Ragnar Oratmangoen (Lahir 21 Januari 1998; umur 21) merupakan pemain sepakbola keturunan Indonesia yang bermain untuk TOP Oss sebagai penyerang. Ia dipinjamkan selama semusim oleh NEC Nijmegen.
Musim ini, striker berpostur 1,80 meter ini telah tampil sebanyak 25 pertandingan dan telah mencetak 3 gol dan 4 assist. Ragnar termasuk salah satu penyerang berbakat, pasalnya ia mampu menyisihkan beberapa penyerang senior di TOP Oss agar mendapat posisi utama di klubnya saat ini.
Jordy Wehrmann (Lahir 25 Maret 1999; umur 20) merupakan pemain sepakbola keturunan Indonesia yang bermain untuk Feyenoord Rotterdam sebagai gelandang bertahan. Ia menandatangani kontrak sampai 30 Juni 2020.
Musim ini, Kapten Feyenoord U21 ini telah bermain sebanyak 10 pertandingan di Beloften Eredivise. Ia juga sempat dibawa di kompetisi liga Europa meskipun hanya jadi pemain pelapis.
Di level Internasional, Jordy telah bermain untuk timnas junior Belanda dari level U16 sampai U20. Bahkan sampai saat ini, ia masih menjadi bagian timnas Belanda U20.
Meskipun menjadi warga negara Belanda, Jordy masih ingat dengan hari kemerdekaan Indonesia. Hal itu ia tunjukan dengan mengunggah selamat hari Kemerdekaan Indonesia di instastory-nya. Ia juga kerap berlibur di Indonesia ketika jeda kompetisi di Belanda.
Keziah Veendorp (lahir 17 Februari 1997) adalah pemain sepakbola keturunan Indonesia yang bermain sebagai bek tengah untuk FC Emmen di Eredivisie.
Musim ini, bek jangkung jebolan FC Groningen ini telah tampil sebanyak 21 pertandingan. Ia tercatat sebagai pemain inti FC Emmen. Karena penampilannya yang bagus, musim ini nilai kontraknya naik menjadi €500,000, nilai kontrak yang cukup mahal jika dibandingkan dengan pesepakbola Indonesia.
Bek berpostur 1,85 meter ini menjadi salah satu pemain kunci Timnas U17 Belanda di UEFA European U-17 Championship 2014. Dalam turnamen ini, ia memberikan kontribusi dengan membawa Belanda sebagai runner-up kompetisi, dengan bermain sebanyak 5 pertandingan.
Keuntungan Naturalisasi Pemain Muda
Dengan menaturalisasi pemain muda, Indonesia bisa dapat beberapa keuntungan, salah satunya dapat dipakai untuk tim nasional dalam jangka waktu yang panjang. Serta mereka masih dapat meningkatkan level permainannya, mengingat usia seperti mereka masih bisa berkembang.
Masalah terbesar timnas sepakbola indonesia adalah kegagalan pengurus memilih 23 pemain timnas. Lihat saja pemain timnas senior isinya pemain tak bermutu semua. Coba saja diseleksi pasti gak sering kalah kayak begini. Wajarlah kalah, pemainnya pun kayak begitu. Pemain naturalisasinya juga parah, apalagi kipernya nangkap bola aja gak bisa. Bagaimana mau menang. Saya bukannya menghakimi, tapi kesalahan fatal itu ada di pemilihan pemain, banyak pemain bagus di indonesia tapi tak dipilih. Rata-rata yg dipilih dari klub besar, mereka main buat duit, semangat bertandingnya juga buat duit, nasionalisnya mana ada. Lihat saja ketika turun ke lapangan, kayak gak serius. Tapi orang-orang itu juga yg terus di panggil ke timnas. Sepak bola indonesia gak akan maju kalau cara berpikir pengurus timnas diubah. Cara berpikir pemain bagus gak selalu ada di tim besar dan kaya, cobalah cari pemain yg berkualitas, banyak di liga 1. Cari ke daerah-daerah pasti banyak yg berkualitas, tapi jangan cari ke klub besar dan kaya pemain bola disana di otaknya hanya ada duit, mereka gak peduli sama timnas. Lihat di indonesia timur banyak yg bagus, cari yg berskill bagus, di jawa dan sumatera juga banyak. Saya hanya prihatin prestasi timnas indonesia dari tahun ke tahun gak berubah, tidak ada kemajuan. Masalahnya ada di kualitas pemain, pemain-pemain sampah yg direkrut akhirnya kalah. Timnas salah kelola, cari pemain yg berskill bukan pemain yg main di klub besar karena di otaknya hanya ada duit dan bonus. Smoga timnas bisa sadar dan berusaha memperbaiki diri.
BalasHapusYg bisa angkat Indonesia ke pentas dunia cuma Maluku dan Papua yg lain tempe
BalasHapus